Perbedaan Itu Mampu Menembus Dunia
Kelamku
Kring… kring… kring suara jam berdering kencang bagaikan petir yang
menyambar di kamar Feli. Feli pun perlahan-lahan membuka matanya. Hari ini aku
ngantuk banget tapi aku harus bangun. karena hari ini pertama kalinya aku
menerima mata pelajaran di bangku perkuliahan. Feli pun segera bergegas bangun
untuk mepersiapkan dirinya untuk segera berangkat ke kampus. Setelah Feli selesai
mandi Felipun menata barang-barang bawaanya untuk dibawanya ke kampus. Di saat
itu pula Feli tiba-tiba melamun dan di dalam hatinya ia pun berkata, andai aku
bisa masuk di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Yogja, pasti aku akan
senang tapi ternyata Tuhan berkata lain, aahh… tapi mungkin Tuhan telah
memberikan yang terbaik untukku walaupun Feli berkuliah di salah satu Perguruan
Tinggi Swasta di Surabaya tapi Feli harus tetap bersyukur karena bagaimanapun
juga masih banyak orang-orang di luar sana yang tidak bisa melanjutkan
sekolahnya di bangku perkuliahan yang disebabkan karena berbagai alasan, tapi
Feli lain dari mereka, walau Feli dibesarkan dari keluarga sederhana tapi Feli
masih bisa berkuliah walaupun dengan bantuan kak Doni. Akhirnya Feli pun tiba-tiba
tersadar dari lamunannya. Ia pun segera bergegas menuju ruang makan untuk
sarapan pagi bersama keluarga kecilnya.
Pagi ayah, pagi ibu, pagi kak doni. Feli pun berusaha tersenyum walau di
hatinya masih tersimpan kegundahan akibat tidak keterimanya ia di salah satu
Perguruan Tinggi di Yogja. Ayah Feli pun sangat senang melihat putrinya kembali
ceria. Wah gitu dong anak ayah semangat untuk menuntut ilmu di bangku
perkuliahan. Jawab ayah Feli dengan penuh canda tawa. Ayah Feli memang sudah 2
tahun tidak bekerja lagi karena memang beliau sudah memasuki masa pensiunan PNS
tetapi ayah Feli beruntung mempunyai anak seperti kakak Feli karena kakak Feli
memang sangat pandai hingga akhirnya kakak Feli dapat bekerja disalah satu BUMN
yang ada di surabaya. Sehingga kakak Feli yang mendanai kebutuhan sekolah Feli,
sedangkan ibu Feli memang tidak bekerja tetapi hanya sekedar sebagai ibu rumah
tangga, tetapi walau keluarga Feli adalah keluarga sederhana tetapi keluarga
ini sangat damai dan sangat asyik.
Ayah, ibu, kak doni Feli sudah selesai sarapan saatnya Feli pamit untuk
berangkat. Ia pun segera berpamitan kepada ayah, ibu serta kakaknya dan ia pun
segera mencium tangan mereka dan Feli pun segera bergegas untuk berangkat ke
kampus. Suara mesin motor Feli pun terdengar sangat kencang ibarat suara ombak
yang terdengar sangat dasyat di telinga keluarga Feli dan Feli pun segera
melajukan motornya dengan sangat cepat. Alhamdulilah akhirnya Feli sampai juga
di kampus. Ia pun segera bersiap-siap menuju kelas. Sesampainya Feli di kelas
Feli pun segera berkenalan dengan teman-teman barunya dan selesainya Feli
berkenalan dengan teman-temanya Feli pun segera memasuki awal pembelajaran di
bangku perkuliahan.
Ah… gak terasa Alhamdulila usai sudah kuliah pertamaku. Akhirnya Feli pun
segera bergegas untuk segera kembali menuju rumahnya. Sesampai di rumah Feli,
ia pun menceritakan pengalaman pertamanya selama dibangku perkuliahan kepada
ayah serta ibunya dan dengan senang hati mereka mau mendengarkan cerita anaknya
itu.
Hari pun tak terasa telah berganti dan pagi pun tak terasa telah berganti
malam. Di malam yang dingin itu pula, Feli pun termenung di sebuah ruang
kamarnya yang menjadi tempat favoritnya. Ia pun berkata di dalam lubuk hatinya
andai aku tak terlahir sesempurna tubuh yang aku miliki ini di saat itu pula
aku ingin bertanya apakah masih ada orang-orang yang bertoleransi pada
perbedaan tubuhku ini dan di saat itu pula aku kan mulai tau siapa orang yang
selalu ada untukku di saat tubuhku terlahir dengan penuh kekurangan. Feli pun
tak berhenti sampai disitu merenungi kehidupannya. Ia pun segera melanjutkan
lamunannya dan Feli pun berkata mungkin aku bukan orang yang sepandai kak Doni
tetapi walaupun aku terlahir tak sepandai kak Doni tapi aku masih punya mimpi
yang aku ingin capai yakni menjadi seorang penulis yang terkenal dan aku pun
yakin bisa menembus mimpi itu. Tak lama kemudian Feli pun membuyarkan
lamunannya dan ia pun segera mengambil selimutnya dan segera bergegas untuk
tidur karena ia bahwa besok ia akan melanjutkan aktifitasnya untuk menuntut
ilmu di bangku perkuliahan.
Suara kicauan burung pun telah menyambut datangnya pagi hari dan saatnya
Feli segera bangun dan ia pun dengan perlahan-lahan tak terasa telah membuka
matanya. Feli pun segera turun dari tempat tidurnya. Dan ia pun segera mandi
tuk segera melanjutkan perjalanan pencarian segudang ilmunya di salah satu
Perguruan Tinggi Swasta di Surabaya. Selesainya Feli mandi di saat itu pula
Feli segera mempersiapkan barang-barang yang akan ia bawa menuju kampus. Di
saat Feli mulai menata barang bawaannya di waktu itulah Feli merasakan
kegundahan yang sangat amat mendalam yang entah mengapa Feli tidak mengetahui
apa arti dari semua ini, tetapi Feli berusaha untuk menghilangkan kegundahan
hatinya dan ia pun segera menuju ruang makan untuk melakukan sarapan pagi
bersama keluarganya.
Selamat pagi adikku… kok mukanya kusut seperti baju yang gak pernah
disetrika. Kakak Feli pun melontarkan celotehannya kepada adiknya dan Feli pun
menjawab celotehan kakaknya dengan sedikit menghibur kakaknya bahwa tidak
terjadi apa-apa terhadap adiknya Feli, Feli pun menjawab dengan berkata, tidak
ada apa-apa kok kak Doni, Cuma Feli lagi ngantuk aja makanya Feli masang muka
kusut hehehe… jawab Feli dengan canda tawa. Ayah serta ibu Feli pun tertawa
melihat celotehan anak-anaknya.
Selesai sarapan Feli pun segera berpamitan kepada ayah, ibu serta kakaknya
untuk segera berangkat pergi ke kampus. Feli pun menaiki motornya dengan rasa
yang cukup was-was yang entah mengapa Feli tidak tau apa arti dari semua itu.
Roda motor Feli pun terus melaju kencang ibarat angin yang sangat kencang yang
dinginnya menusuk pada tubuh manusia, tanpa sadar Feli pun melamuni tentang
perasaan yang datang menghampiri Feli semenjak bangun tidur tadi.
Sesampainya di lampu lalu lintas Feli pun tanpa sadar telah menerobos lalu
lintas yang seharusnya mengharuskan Feli tuk berhenti tetapi Feli malah tanpa
sadar telah menerobos lampu yang berwarna merah itu. Dan tiba-tiba ia tersadar
dari lamunanya katika mobil berwarna merah itu telah melaju cepat di hadapan
mata Feli dan ia pun sangat terkejut serta ia tak mampu menghindari mobil merah
itu, akhirnya Feli pun terlempar cukup jauh sehingga mengakibatkan ia tak
sadarkan diri. Tak lama kemudian banyak orang-orang yang menghampiri Feli dan
tak lama kemudian mereka langsung membawa Feli ke Rumah Sakit Swasta yang ada
di Surabaya yang dikarenakan Rumah Sakit Swasta itu paling dekat dari tempat
kejadian maut itu. Serta kejadian maut itu mengakibatkan 3 orang luka-luka
serta mengakibatkan kemacetan yang luar biasa hebatnya bagaikan kereta api yang
menghapiri jalan raya itu.
Tanpa terasa pagi pun telah berganti malam dan hari itu pun merupakan hari
yang sangat membuat Feli terpukul karena ia mengalami perbedaan di kehidupannya
yang tidak akan ia lupakan seumur hidupnya. Jam telah menunjukkan pukul 19.00
WIB, tiba-tiba sedikit demi sedikit Feli membuka matanya, keluarga Feli sangat
senang melihat Feli telah sadarkan diri tetapi di samping kesenangan itu,
keluarga Feli juga mengalami tekanan hati yang tidak tau bagaimana cara untuk
membicarakan hal tersebut kepada Feli tapi mereka sadar cepat atau lambat Feli
akan mengetahui hal yang menimpa kaki Feli pada salah satu kaki kirinya bahwa
kaki kirinya telah diamputasi yang dikarenakan akibat benturan yang cukup keras
pada kaki kirinya pada saat kecelakaan maut pagi tadi yang menimpah Feli.
Sehingga kaki Feli mengalami infeksi yang mengakibatkan kaki kirinya harus
diamputasi agar Feli dapat bertahan hidup tetapi jika keluarga Feli tidak
merelakan kaki kiri Feli maka mengakibatkan infeksi itu menjalar ke tubuh Feli
dan bila itu terjadi maka tidak lama lagi Feli akan meninggal dunia, setelah
mendengar dokter menyarankan amputasi pada kaki kiri Feli tanpa pikir panjang
keluarga Feli menyetujui persyaratan dokter tersebut, walau hati mereka terasa
sedih mendengar perkataan dokter tersebut. Bagaikan hati mereka teriris-iris
pisau yang sangat tajam.
Pada saat Feli sadar dari masa kritisnya ia pun terkejut melihat tubuhnya
terbaring lemah di rumah sakit. Tetapi di saat itu pula Feli teringat kejadian
pagi tadi yang mengakibatkan ia terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Feli
pun begitu kebingungan di saat keluarga Feli terus menangisinya. Ia pun berkata
kepada keluarganya, bahwa Feli tidak apa-apa dan ia menyakinkan kepada
keluarganya bahwa ia pasti akan segera sembuh dan pada saat itu Feli belum
mengetahui keadaan kakinya yang telah diamputasi. Ayah Feli pun tiba-tiba
membuka suaranya dengan berkata, Feli yang sabar ya sayang… Allah telah memberi
cobaan untuk Feli karena Ayah yakin dengan kejadian ini Allah telah
merencanakan sesuatu yang indah pada suatu saat nanti dan Feli harus
mengikhlaskan salah satu kaki Feli yang harus dokter amputasi karena dengan
jalan itu Feli dapat bertahan hidup. Mendengar kata-kata ayah Feli, ia pun tak
terasa meneteskan air matanya yang menetesi pipi Feli dan tak lama kemudian ia
pun menangis sangat histeris sehingga membuat keluarga Feli berusaha untuk
menenangkan diri Feli.
Satu minggu sudah Feli tidak masuk kuliah dan dihari itu pula Feli
mendapat kaki barunya yakni kaki buatan yang sengaja dibeli kak Doni agar Feli
dapat beraktifitas lagi. Di saat itulah Feli berkata di dalam lubuk hatinya,
aku tidak menyangka bahwa perbedaan itu telah hadir menghampiri aku dan
ternyata lamunanku yang aku takuti terdahulu menjadi sebuah kenyataan hanya
yang membedakan Feli mengalami perbedaan bukan di saat Feli terlahir tetapi di
saat Feli menginjak usia 18 tahun. Ia pun kembali bersedih dan terluka di saat
Feli merenungi hal yang terjadi pada dirinya.
Tiba saatnya Feli harus segera berangkat tuk melanjutkan aktifitas
kuliahnya dan Feli pun sangat terpukul melihat keadaan yang dihadapinya, dia
takut bila teman-temanya tidak bertoleransi tehadap perbedaan yang Feli hadapi
sekarang. Memang, Feli belum memberi tau kepada teman-temanya bahwa kaki
kirinya telah diamputasi karena memang Feli tak sanggup mengatakan kejadian
yang sesunggunya yang menimpa diri Feli tetapi Feli hanya memberi tau
teman-temanya hanya sebuah kecelakaan biasa yang menyebabkan dirinya tidak
dapat berkuliah sementara waktu.
Sesampainya di kampus dengan berkendara mobil yang dikendarai oleh
kakaknya, Feli pun segera diantar oleh kakaknya untuk menuju kelas Feli.
Setibanya ia di kelas teman-teman Feli sangat terkejut melihat keadaan Feli
yang memakai kaki palsu, ada beberapa dari mereka yang mengejek Feli tanpa
memperdulikan hati Feli dan ada juga teman-temannya yang masih bertoleransi
terhadap perbedaan yang Feli hadapi sekarang. Feli pun berusaha tenang terhadap
celotehan sebagian teman-teman Feli yang tidak bertoleransi baik terhadap
perbedaan yang dihadapi Feli.
Hari demi hari Feli lalui dan bulan demi bulan juga Feli lalui dengan
keadaanya yang ia hadapi sekarang, tetapi Feli berusaha untuk bersyukur serta
bersabar tetapi terkadang Feli tidak tahan terhadap keadaan yang dihadapinya.
Hingga di suatu malam ia pun termenung di kamarnya dan tak lama kemudian kakak
Feli ingin menghibur adiknya dan kak doni pun berjalan menuju kamar Feli.
Tok… tok… tok… suara pintu kamar Felisehingga membuyarkan lamunan Feli. Ia
pun berkata siapa dan kak doni pun membalas perkataan adiknya, kak doni pun
berkata ini kak doni adikku sayang, boleh kak doni masuk. Feli pun menjawab iya
kak doni gak apa-apa masuk saja Feli lagi gak sibuk kok. Kak doni pun memasuki
kamar Feli dan kak Doni pun segera menghampiri adiknya yang termenung di
jendela kamarnya yang mungil itu. Kak doni pun segera berkata, Feli kenapa Feli
sedih, lebih baik Feli cerita ke kakak apa yang membuat Feli merenungi dibalik
jendela kamar Feli dengan bercerita maka Feli setidaknya sedikit lega. Feli pun
mulai membuka mulutnya untuk menceritakan hal-hal apa saja yang membuat Feli
sedih. Ia pun berkata, kak doni apa mungkin masih ada kesempatan untuk Feli
dalam menggapai sebuah kesuksesan, karena Feli berpikir bahwa dengan perbedaan
yang Feli miliki apa mungkin Feli bisa menjadi seseorang yang berguna di mata
orang, karena Feli takut bila Feli terlalu berharap sesuatu yang indah, Feli
takut tidak bisa menggapainya. Feli memang mempunyai sebuah mimpi tapi apa
mungkin orang-orang bisa bertoleransi di dalam perbedaan yang Feli alami.
Itulah yang membuat Feli takut tuk menatap masa depan Feli.
Kakak Feli pun memahami perasaan adiknya, dan kak Doni pun berusaha untuk
memberi harapan kepada Feli dengan berkata, Kak Doni tau perasaan Feli, tetapi
Feli harus tau walaupun Feli berbeda dari mereka tapi inilah saatnya Feli
tunjukkan kepada semua orang bahwa dengan perbedaan yang Feli alami tidak
membuat Feli berputus asa dan tunjukkan kepada semua orang bahwa Feli dapat
menembus dunia yang kelam menjadi sebuah anugerah yang indah suatu saat nanti,
dan tunjukkan pada dunia bahwa perbedaan yang Feli alami telah membuat
kehidupan Feli lebih baik karena berkat adanya sebuah perbedaan, dan asal Feli
tau dengan Feli menunjukkan kelebihan Feli dibalik perbedaan yang Feli alami,
maka akan banyak membuat orang semakin lebih bertoleransi terhadap diri Feli,
serta jika Feli telah mampu menembus mimpi Feli suatu hari nanti, maka
janganlah Feli takut menghadapi hinaan orang-orang yang tidak menyukai Feli
yang dikarenakan adanya perbedaan di diri Feli. karena sesungguhnya Feli telah
menjadi manusia yang lebih dari mereka. Feli pun sangat senang mendengar
kata-kata yang penuh inspirasi dari kak Doni dan ia pun sangat lega mendengarnya
serta ia pun bersyukur kepada Allah karena ia memiliki kakak yang sangat baik
seperti kak Doni.
Hari pun terus berganti tetapi dengan berbekal motivasi yang didapat dari
kakaknya Feli dapat lebih berani melangkahkan kakinya ke dalam kehidupan yang
ingin lebih baik dari sebelumnya. karena Feli yakin jika ia berusaha maka ia
yakin bahwa perbedaan itu mampu menembus dunia kelamnya. Ia pun ingin sekali
menjadi seorang penulis yang terkenal suatu hari nanti.
Tiba saatnya Feli menginjak semester dua dan inilah saatnya ia berusaha
untuk menggali potensi karya tulisnya dengan berusaha mencari segundang
pengalaman baik yang ada di kampus maupun di luar sana. karena Feli ingin
menunjukkan pada dunia bahwa ia bisa sukses karena sebuah perbedaan dan ia
berharap dengan berbedaan yang ia miliki saat ini ia bisa lebih berusaha untuk
maju dan terus melangkah agar nantinya ia bisa menjadi manusia yang lebih baik
lagi, serta jika ia selalu berusaha meraih mimpinya pasti ia mampu menjadikan
orang-orang yang terdahulu menghinanya dapat lebih bertoleransi kepadaanya,
berkat sebuah perbedaan yang Feli alami saat ini, dan Feli pun berharap jika ia
sukses nanti ia dapat memberikan motifasi terhadap semua orang bahwa dalam
menggapai kesuksesan asalkan kita mau berusaha maka tidak ada yang tidak
mungkin terjadi di dunia ini karena kesuksesan berawal dari sebuah mimpi.
Tibalah saatnya Feli menempuh kelulusan dan tanpa disangka di saat Feli
selesai mengakhiri acara wisudanya, di saat itu pula ada salah satu dosen
laki-laki yang menghampirinya, dengan memberi tau tentang kabar baik untuk Feli
yaitu ada salah satu perusahaan penerbit yang cukup terkenal di Jakarta yang
menawarkan pekerjaan kepada Feli dibidang tulis menulis dan Feli pun sangat
senang mendengar semua itu. Tanpa bepikir panjang ia pun langsung menerima
tawaran perusahaan tersebut, mendengar semua itu dosen yang menghampiri Feli
pun langsung senang dan lega mendengar perkataan Feli.
Berkat usaha yang Feli bangunlah dan berkat perusahaan tersebut lah Feli
sekarang menjadi seorang penulis yang terkenal bahkan Feli sering kali muncul
di acara televisi dan disaat itu pula Feli dapat menunjukkan kepada semua orang
bahwa dengan perbedaan yang ia alami saat ini sudah mampu menembus dunia
kelamnya menuju dunia yang sangat bersinar bagaikan bintang terang yang
menyinari bumi di malam hari. Keluarga Feli pun sangat senang melihat
kesuksesan anak yang mereka cintai. TAMAT